Keputusan
hijrah meninggalkan pekerjaan tetap sebagai karyawati mapan bukanlah hal sederhana
bagi Isti Khairani. Namun pada akhirnya, setelah sembilan tahun berkarier, ia
memantapkan diri untuk keluar demi mengejar mimpi, yakni meraih hidup yang
seimbang. Berpegang pada janji Allah, bahwa jika memulai sesuatu yang
bermanfaat, maka Allah akan memberi jalan. Ia pun merajut jaringan komunitas,
dalam Bumi Inspirasi Learning Center, dengan semangat utama yakni menjadikan
setiap rumah menjadi awal inspirasi bagi masyarakat luas. Saat ini, ia
berposisi sebagai motivator sekaligus trainer
yang siap berbagi ilmu dalam tiga pilar utama, yaitu Financial Literacy, Green and
Clean Literacy melalui manajemen Bank Sampah, serta Alquran Literacy melalui Taman Pendidikan Alquran.
Isti mulai
tergerak untuk berhijrah pada 2012. Di tahun itu, bersama suami dan bapak
mertuanya, mereka diberi kesempatan menunaikan ibadah haji. Saat menjalankan
rangkaian ibadah haji di Mina, Isti mendengarkan ceramah yang sangat menyentuh
kalbunya, yaitu mengenai dosa riba. Setiap membaca ayat Alquran mengenari riba,
hatinya bergetar. Timbul perasaan takut akan dosa riba, dan ingin segera keluar
dari bank konvensional yang notabene tempatnya bekerja kala itu. Isti lantas
menindaklanjuti kegelisahan itu dengan melamar ke Bank Syariah. Ia bahkan
ditawari sejumlah posisi yang bagus. Namun Isti kembali berpikir soal impian
besarnya untuk meraih kehidupan yang seimbang serta memprioritaskan keluarga.
Seiring berkah
kehamilan anak kedua, motivasinya untuk mengundurkan diri dari tempatnya
bekerja semakin meningkat. Ia tanpa sengaja mengenal komunitas ‘Ibu Profesional’
melalui buku milik ibu mertuanya. Setelah membaca buku tersebut dan membaca
kisah-kisah ibu profesional, motivasi untuk berhenti kerja dan lebih fokus pada
buah hati di rumah semakin besar. Saat itu, Istri menceritakan, suaminya
sedikit bimbang, khawatir dirinya akan menyesal dan stress setelah tidak
bekerja, karena Isti memang terbiasa kerja. Meski kekhawatiran juga sempat
datang, tapi ia berpegang pada Surat An Nisa ayat 100. Ayat itu berbunyi : “Dan
barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi
ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya
telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Pasca resign, Isti tak lantas berdiam diri. Ia
melihat kondisi sekitar dan menemukan masalah soal sampah di dalamnya. Waktu
itu TPS di RW tempat tinggalnya sudah sangat penuh dan masyarakat bingung mau
buang sampah ke mana lagi ? Isti lalu menghimpun warga sekitar, yakni
masyarakat RW 4 Cisitu Indah, Dago, Bandung untuk cerdas memilah sampah, lalu
menjadikan sampah-sampah yang terkelola tadi agar bernilai ekonomis. Tidak ada kriteria
khusus dalam melakukan pengelolaan sampah di masyarakat. Sebab, teori telah
banyak bertebaran di mana saja, tapi yang kerap menjadi permasalahan adalah
realisasi pengelolaan serta konsistensi. Isti juga tak mengabaikan keberadaan
anak asuh para warga RW. Mereka dilibatkan dalam pengelolaan sampah, daur ulang
dan pembangunan Bank Sampah. Jadi para anak asuh itu dididik untuk jangan hanya
tahu ‘menerima’ saja, tapi mereka juga harus bergerak agar bisa mandiri dan
kuat keuangannya.
Di antara kegiatan
lingkungan tersebut, Isti melakukan sertifikasi Certified Financial Planner dan membangun personal branding sebagai Financial
Trainer for Women and Kids. Inilah yang kemudian menjadi bisnis utamanya.
Yakni memberdayakan diri untuk menjadi inspirator yang berbagi ilmu soal
pengelolaan keuangan berbasis lingkungan berkelanjutan. Maka lahirlah Bumi Inspirasi
Learning Center pada November 2014. Mula-mula ia memberanikan diri menawarkan
edukasi financial planning. Event
pertamanya adalah Perencanaan Keuangan Keluarga Muslim di Institut Ibu
Profesional (Learning Center). Acara
itu berhasil dihadiri 35 orang, dan sangat disupport oleh sahabat-sahabat di Institut Ibu Profesional, baik dalam
tempat, sarana, pembuatan flyer, dan
promosi. Dari event tersebut, ia
kemudian diundang oleh salah satu perbankan syariah untuk menjadi pembicara
terkait perencanaan keuangan untuk 100 Fasilitas Proyek Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Kota Bandung. Ia menyanggupinya. Bahkan, hasil pelatihan
ditindaklanjuti dengan menyusun rangkaian kegiatan untuk komunitas yang memuat
sejumlah materi. Di antaranya Lokakarya Financial
Plan level 1, Islamic Parenting, Financial Literacy for Kids, dan
Lokakarya Financial Plan level 2.
Bisnis
trainingnya berkolaborasi dengan sejumlah komunitas, sehingga ia menjadi
pembicara di Komunitas Wanita Bank Syariah Mandiri, narasumber acara
Perencanaan Keuangan di MQ FM, narasumber dalam program Annisa (Wanita
Inspiratif) MQ TV, narasumber dalam lokakarya Financial Plan for Mompreuneur di Bank Syariah Mandiri, dan masih
banyak lagi. Konsep marketing dimulai
ketika permintaan training workshop
usai. Muncul ide untuk menyusun training
workshop yang lebih fokus pada kebutuhan target costumer. Dalam mengembangkan produk, bisnisnya fokus untuk
segmentasi wanita dan anak-anak. Di antara produk yang ia kembangkan yakni Financial Plan for Student, Financial Plan for Pranikah, Financial Plan for Baby, Financial Plan for Moslem Mompreuneur, Financial Literacy for Kids (plus for Mom), Financial Literacy goes to school, dan Edukasi Bank Sampah untuk
ibu dan anak.
Untuk marketing mix tempat dilakukan secara
retail dan dikembangkan melalui komunitas wanita. Di antaranya tersedia di Institut
Ibu Profesional, Islamic Parenting
Community, acara pengajian, guru sekolah, dan lainnya. Direncanakan untuk
selanjutnya akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Saat ini,
media promosi bisnis dilakukan melalui grup BB, whattsap, blog, dan facebook. Pengembangan proyek usahanya
ke depan yakni menekankan edukasi Financial
Literacy. Isti bermimpi meningkatkan tingkat melek keuangan nasional yang
masih rendah. Melek financial di
Indonesia, masih sangat rendah, yakni hanya 20 persen. Angka tersebut sangat
tertinggal jika dibandingkan Malaysia yang mencapai 60 persen, dan Singapura 98
persen. Bisnisnya tersebut turut mendukung strategi nasional untuk meningkatkan
financial literacy, dengan sasaran
OJK (Otoritas Jasa Keuangan) kepada ibu rumah tangga, UMKM, pelajar/mahasiswa,
dan profesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar