Selasa, 04 Juli 2017

Ida Nuraini Noviyanti, Pendiri Komunitas Home Schooling Muslim Nusantara. Bentuk Wadah Pendidikan Islami Untuk Para Orang Tua.


Komunitas Home Schooling Muslim Nusantara (HSMN) pada awalnya didirikan untuk memberikan penyuluhan dan pengetahuan kepada orang tua yang hendak mengambil jalur pendidikan home schooling untuk anak-anaknya. Lambat laun, Ida Nuraini, pendiri HSMN, menjadikan komunitas itu sebagai wadah untuk memberikan pendidikan Islam berbasis Al-Quran dan sunah kepada para orang tua guna dipaparkan dan diajarkan kepada anaknya.

Sebelum aktif di HSMN, Ida merupakan seorang dosen di salah satu universitas Islam swasta di Bandung, Jawa Barat. Kala itu, Ida telah memiliki dua orang anak berusia SD. Dan keduanya, ia berikan pendidikan secara home schooling. Menurutnya, cukup banyak yang mempertanyakan alasan dia memilih home schooling untuk anaknya. Terlebih, Ida beserta ayahnya dan suaminya memiliki latar belakang sebagai pendidik, yang biasanya sangat ketat mengenai proses pendidikan anak.

Pada suatu waktu, Ida akhirnya diundang untuk menjadi narasumber oleh Forum Curhat Emak Rempong (Forcer). Forcer merupakan sebuah grup di Facebook yang beranggotkan ibu-ibu dari berbagai daerah di Indonesia untuk membahas pelbagai hal tentang keluarga, mulai dari parenting, pola asuh, dan lainnya. Ketika itu Ida diundang untuk menceritakan pengalaman dan alasannya mengambil jalur pendidikan home schooling untuk anaknya. Diskusi tersebut berlangsung secara virtual melalui forum Facebook Focer. Pada kesempatan itu, Ida pun menerangkan perihal alasan mengambil pendidikan home schooling untuk anaknya. Dia mengatakan bahwa sengaja mengambil home schooling agar anaknya bisa memilih apa yang menjadi minatnya. Jadi, pendidikan home schooling memang lebih ditekankan kepada minat anak, seperti sains.

Kendati memberikan pendidikan sesuai minat anak, Ida juga tidak lupa untuk membekali anaknya dengan ilmu agama. Menurutnya, ilmu agama tetap penting untuk diberikan sedini mungkin. Ketika tengah berdiskusi dengan forum Focer, salah satu anggotanya mengajukan pertanyaan kepada Ida. Dia bertanya apakah ada home schooling khusus Muslim. Sepengetahuan Ida, saat itu memang belum ada home schooling khusus Muslim. Dari pertanyaan itu, Ida terpikir untuk membuat sebuah grup atau komunitas baru, yakni komunitas home schooling Muslim. Salah satu tujuan awal dari komunitas ini tak lain, yakni untuk memberikan wadah tersendiri bagi para orang tua yang memang ingin mengetahui banyak hal atau mungkin berbagi tentang pengalaman home schooling. Tanpa menunggu lama, Ida akhirnya meminta anggota forum Focer untuk mengirimkan nomor ponselnya masing-masing. Jadi, Ida tidak perlu membuat grup Facebook, tapi lebih memilih grup Whatsapp karena lebih mudah dan hampir semua orang pasti pakai aplikasi ini.

Pada awalnya grup tersebut memang bernama Home Schooling Muslim. Tapi, ada yang memberi usulan agar grup ini diberi nama Home Schooling Muslim Nusantara. Akhirnya pada 17 September 2014, HSMN terlahir. Seperti nama grupnya, pada awalnya diskusi antar anggota grup hanya seputar kegiatan atau pengalaman home schooling anak mereka masing-masing. Adapun tema diskusinya, seperti metode belajar bagi anak home schooling, legalitas home schooling, dan lainnya.

Banyaknya orang tua yang hendak bergabung dengan komunitas HSMN membuat Ida membagi grup Whatsapp HSMN menjadi 17. Anggotanya disesuaikan dengan domisili mereka. Jadi, ada 17 daerah di Indonesia, mencakup Jabodetabek, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Sulawesi, Kalimantan, Medan, dan lainnya. Setelah cukup banyak anggota dan grup, diskusi tidak lagi seputar home schooling saja, tapi juga merangkum berbagai hal. Misalnya, cara orang tua mendidik anak-anak mereka agar memiliki akidah dan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam. Bertolak dari hal tersebut, Ida pun mulai merancang program tersendiri untuk para anggota HSMN. Jadi, Ida membuat kegiatan kajian online dan offline yang rutin untuk para anggota. Kajian ini tentu mengusung tema keislaman, seperti keimanan, Al-Quran, dan lainnya.


Untuk kajian online, dilakukan melalui grup Whatsapp yang telah tersedia. Sedangkan, penyelenggaraan kajian offline bertempat di lokasi yang ditentukan oleh anggota HSMN wilayah masing-masing. Misalnya, di rumah, di masjid, atau menyewa tempat tertentu. Baik kajian online maupun offline, juga selalu mengundang narasumber dari kalangan ustaz atau ustazah. Ida mengaku, memang memiliki misi tersendiri dari penyelenggaraan kajian-kajian keislaman untuk para anggota HSMN tersebut. Tujuan utama tentu untuk menambah pengetahuan para orang tua tentang berbagai ilmu keislaman yang sahih. Selain itu, tema-tema kajian keislaman yang dihadirkan diharapkan dapat menjadi bahan belajar untuk anak ketika mereka belajar dengan orang tuanya masing-masing. Karena para anggota memang selalu menekankan pentingnya anak untuk belajar persoalan agama agar mereka bisa menjaga keimanannya.

Setelah berlangsung lebih dari dua tahun, HSMN telah bernaung di bawah yayasan dan berbadan hukum. Adapun kantor pusat HSMN berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Ida berharap, ke depan, visi HSMN dapat terwujud. Yakni, menjadi komunitas pendidikan keluarga Muslim berbasis Al Quran dan sunah. Hingga pada akhirnya, para anggotanya bisa membangun keluarga dan generasi penerus Islam berakhlak karimah.

1 komentar:

  1. Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes via whats app/sms di 085695138867

    BalasHapus