Kamis, 29 September 2016

YENI DEWI MULYANINGSIH : Pendiri Yayasan Komunitas Taufan. Peduli Pasien Kanker Anak.


Getir, itulah yang dirasakan oleh Yeni Dewi Mulyaningsih, ketika anaknya, Muhammad Taufan, harus berpulang ke pangkuan Allah SWT pada Mei 2013 lalu. Taufan meninggal setelah dua tahun menjalani perawatan cukup intensif karena leukimia yang dideritanya. Tak pernah terbayang oleh Yeni bahwa peristiwa tersebut akan terjadi dalam hidupnya. Apalagi, bila mengingat Taufan, yang saat menghembuskan napas terakhirnya baru menginjak usia tujuh tahun. Namun, takdir Allah SWT memang tak dapat ditolaknya.

Sepekan setelah Taufan meninggal, seorang pria berkebangsaan Amerika Serikat, Zack Petersen, menyambangi kediaman Yeni. Zack adalah relawan sekaligus pendiri Count Me In (gerakan CSR BeritaSatu), yang kegiatannya fokus dalam beberapa hal, salah satunya menggalang dana untuk membantu keluarga pasien kanker. Menurut Yeni, ketika Taufan dirawat, Zack juga selalu menyempatkan diri datang ke bangsal untuk bercengkerama dan menghibur Taufan. Kedatangan Zack kala itu, kata Yeni, untuk memintanya menjadi relawan. Ia menyarankan agar Yeni memberanikan diri untuk membagi kisah dan pengalamannya ketika merawat Taufan kepada para keluarga yang tengah mengalami hal serupa.

Namun, anjuran Zack tersebut tidak seketika dilakukan oleh Yeni. Karena saat itu hatinya masih berduka. Yeni hanya mengatakan kepada Zack, bahwa niat itu memang ada, tapi ia belum bisa memastikan waktunya. Sampai akhirnya pada Juni 2013, Yeni mulai mencoba melakukan anjuran dari Zack. Ia kembali ke bangsal tempat dulu Taufan dirawat. Tetapi, waktu itu Yeni masih bingung apa yang harus dia perbuat. Karena dia sama sekali belum pernah memiliki pengalaman menjadi relawan. Namun, ketika Yeni bertemu dengan beberapa keluarga dan pasien anak di bangsal tersebut, ia seketika cair dalam sebuah perbincangan hangat. Semuanya mengalir saja manakala Yeni mulai berbagi pengalaman dan menghibur pasien anak di sana.


Aktivitas itu pun mulai rutin dilakukan oleh Yeni. Dalam sepekan, ia menyempatkan tiga kali mampir ke bangsal tersebut dan tak henti-hentinya memberi dukungan moril kepada keluarga dan para pasien anak. Kegiatan mengunjungi bangsal ia lakukan selama enam bulan. Selama kegitan itu dilakukan, Yeni pun selalu membagi cerita dan pengalamannya tersebut kepada Zack. Dan kegiatan Yeni itu lalu disebar oleh Zack di media sosial dan dimuat di media. Hingga akhirnya mulai banyak relawan dan donatur yang tertarik berpartisipasi untuk turut membantu.

Kemudian, pada 14 Desember 2013, Yeni pun memutuskan untuk membentuk Komunitas Taufan. Komunitas yang visinya adalah memberi dukungan moril dan materi kepada para keluarga dan pasien kanker anak-anak. Tak lama berselang, Yeni bersama dengan relawan-relawan yang telah bergabung dalam Komunitas Taufan pun mulai giat mengunjungi beberapa rumah sakit di Jakarta. Tujuannya mencari pasien anak yang tengah mengidap kanker atau panyakit berisiko tinggi lainnya untuk didampingi selama masa perawatan. Dalam hal ini, Komunitas Taufan tidak menerapkan proses atau kriteria yang ruwet untuk membantu mereka. Syaratnya, pihak keluarga pasien memang membutuhkan bantuan dan pasien harus anak usia nol sampai 17 tahun.

Berselang beberapa bulan kemudian, seorang relawan bernama Maya Martini mendorong Yeni untuk berani mengajak lebih banyak masyarakat dalam kegiatan Komunitas Taufan. Akhirnya, pada 23 September 2014, Komunitas Taufan pun berganti nama menjadi Yayasan Komunitas Taufan. Dengan terbentuknya yayasan tersebut, Yeni pun mulai mencetuskan beberapa program kegiatan. Antara lain, Bangsal Visit, yaitu kegiatan yang bertujuan menghibur para pasien dan keluarganya yang sedang dirawat inap di bangsal selama berbulan-bulan. Relawan akan menghibur dengan berbagai aktivitas, seperti mendongeng, mewarnai, menghadirkan badut, dan memberi berbagai bingkisan.

Selanjutnya, terdapat program Home Visit. Yakni, kegiatan mengunjungi pasien lama atau baru di rumah mereka masing-masing. Kegiatan ini bertujuan memberi konseling motivasi dan kebutuhan dasar pasien. Selain itu, ada juga kegiatan Support Visit. Di sini relawan mencoba menyuntikkan semangat dan fokus memberi berbagai kebutuhan pasien anak, seperti susu, popok, kursi roda, kereta bayi, mainan, dan lain-lain. Kemudian, Yayasan Komunitas Taufan juga melaksanakan program atau kegiatan Fun Trip. Yakni, mengajak pasien anak beserta orang tuanya jalan-jalan agar mereka keluar sejenak dari rutinitas pengobatan yang kadang membuat jenuh.


Adapun program penggalangan dana yang dilaksanakan oleh Yayasan Komunitas Taufan, salah satunya Care4. Yakni, kampanye menggalang dana melalui media sosial untuk pasien-pasien tertentu guna membantu kebutuhan dasar mereka. Selain itu, ada pula program Charity Art Festival. Ini merupakan kegiatan setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Kanker Anak Sedunia. Di sini Yayasan Komunitas Taufan berkolaborasi dengan berbagai komunitas seni untuk menggalang dana dan menghibur pasien kanker anak.

Program penggalangan dana Yayasan Komunitas Taufan berikutnya adalah Kumis untuk Adik atau Movember. Dalam program ini, Yayasan Komunitas Taufan mencoba mengedukasi dan mengajak masyarakat, khususnya kaum pria, untuk menumbuhkan pengetahuan tentang kanker prostat. Di sini mereka juga diajak untuk menumbuhkan kumisnya selama bulan November yang akan dilelang pada akhir bulan. Semua dana yang terkumpul akan digunakan yayasan untuk program-program membantu pasien.

Selain program-program tersebut, Yayasan Komunitas Taufan masih memiliki beberapa program lainnya. Seperti Santunan Pasien Mandiri, yakni memberikan bantuan modal usaha rumahan untuk keluarga pasien. Seminar Publik, yakni kegiatan tahunan Yayasan Komunitas Taufan untuk mengedukasi masyarakat tentang cara deteksi dini munculnya kanker pada anak-anak. Untuk seluruh kegiatan tersebut, Yeni dibantu oleh 30 relawan untuk divisi yayasan dan 87 relawan harian. Relawan tersebut tersebar di sekitar Jabodetabek.

Menurut Yeni, ia sama sekali tidak pernah merencanakan untuk melakukan semua hal tersebut, tapi Allah lah yang seperti menyiapkan segalanya. Semua mengalir saja sampai hari ini dan Allah memudahkan jalannya. Yeni berharap, ke depan akan semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap keluarga pasien kanker dan turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Yayasan Komunitas Taufan. Sehingga, visi bisa tercapai, yaitu akan semakin banyak pasien yang bisa mereka dampingi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar