Selasa, 06 September 2016

YENY HERLIANA, Mengisi Hidup Dengan Membantu Sesama Melalui KHADIJAH CHARITY



Yeny Herliana seorang muslimah yang selalu ingin terlibat dalam kegiatan atau aksi-aksi sosial. Ia pernah aktif menjadi anggota Pembinaan Adik Asuh Youth Islamic Study Club (PAYISC) Al Azhar. PAYISC Al Azhar adalah sebuah organisasi yang berada di bawah naungan YISC Al Azhar. Fokus kegiatan PAYISC Al Azhar adalah memberikan pendidikan agama dan umum kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang berada atau tinggal di sekitar Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Namun, pada awal 2012 lalu, amanah dan tanggung jawab Yeny di PAYISC Al Azhar telah usai. Setelah itu,  ia berpikir untuk memiliki kegiatan sosial lainnya. Pikiran itu hadir karena ia ingin terus menebar manfaat bagi sesama dan mereka yang membutuhkan. Akhirnya, pada Maret 2012, Yeny menggagas berdirinya Khadijah Charity. Sebuah komunitas yang program dan kegiatannya lebih fokus dalam memberikan bantuan dan layanan kesehatan kepada masyarakat yang tinggal di daerah atau desa terpelosok.

Menurut Yeny, nama Khadijah dipilih karena dia adalah istri Rasulullah SAW yang pertama, Khadijah juga membantu perjuangannya menegakkan Islam kala itu. Karena semua yang tergabung dalam komunitas itu adalah perempuan, maka tak salah pula bila Yeny memilih nama Khadijah. Yeny mengungkapkan, pada awal berdirinya Khadijah Charity, ia banyak didukung dan dibantu oleh para sahabat seperjuangannya dulu di YISC Al Azhar. Karena mereka juga telah menjadi alumni, dan ingin mencari kegiatan sosial lainnya.

Setelah dibentuk, aksi pertama Khadijah Charity sangat sederhana. Yakni berkunjung ke Rumah Sakit Kanker Dharmais di Slipi, Jakarta Barat. Kemudian memberikan semangat kepada beberapa pasien dan keluarganya untuk tabah menghadapi ujian tersebut. Kendati tidak memberi bantuan materi, namun Yeny yakin dukungan semacam itu juga dibutuhkan oleh pasien di sana. Setelah cukup aktif menggelar kegiatan dan aksi sosial di sekitar Jakarta, Khadijah Charity mulai mencoba menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpelosok. Ide tersebut muncul setelah Yeni menjalin komunikasi dengan adiknya yang menjadi bidan di Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Menurut Yeny, berdasarkan pengakuan adiknya, warga di sana sangat membutuhkan fasilitas dan layanan kesehatan yang layak. Sebab, sebagian besar warga di Hulu Sungai Utara cukup kesulitan untuk mengakses rumah sakit. Di desa tempat adiknya menjadi bidan itu, dibutuhkan waktu enam jam kalau ingin ke rumah sakit. Itu pun pasien juga belum tentu mendapat kamar setibanya di sana. Oleh karena itu, mereka lebih nyaman berobat ke bidan desa. Adiknya pun mengusulkan agar Khadijah Charity bisa membantu warga-warga yang tinggal di Hulu Sungai Utara. Khususnya bantuan berupa layanan kesehatan. Yeny pun lalu mendiskusikan hal itu ke teman-teman Khadijah Charity lainnya. Dan mereka setuju untuk menyalurkan bantuan kesehatan ke sana.

Berkoordinasi dengan adiknya, Yeny pun mulai menyalurkan bantuan kesehatan gratis ke desa di Hulu Sungai Utara. Yang pertama di lakukan adalah mendata para pasien atau warga di sana yang membutuhkan pelayanan kesehatan, beserta estimasi biaya obatnya. Setelah Yeny dan teman-temannya di Khadijah Charity menyetujui, ia pun mengirimkan dana kepada adiknya untuk membeli obat-obatan yang dibutuhkan. Yeny menerangkan, sebetulnya obat-obatan yang dijual di Kalimantan Selatan sudah lumayan lengkap, hanya membelinya saja yang membutuhkan waktu.

Selain itu, pada 2015 lalu, Khadijah Charity, masih melalui perantara adiknya, juga menggelar khitanan massal bebas biaya untuk anak-anak di Hulu Sungai Utara. Untuk khitanan massal tersebut, Yeny dan teman-teman di Khadijah Charity membeli alat dan perlengkapannya di Jakarta, lalu dikirim ke sana. Untuk program menyalurkan bantuan kesehatan kepada warga di Hulu Sungai Utara, Yeny mensosialisasikan kegiatan tersebut di media sosial. Hal ini dilakukan agar Khadijah Charity dapat menjaring para donatur yang ingin mendukung program dan kegiatan mereka. Dan Yeny bersyukur, sekarang Khadijah Charity sudah memiliki donatur yang loyal.

Tidak hanya bantuan kesehatan, Khadijah Charity juga pernah menggelar kegiatan pembagian sembako gratis untuk warga di sana. Pada kegiatan ini, Khadijah Charity, menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas lainnya, seperti Pagi Berbagi, Mukena Bersama, dan lain-lain. Tak hanya itu, pada Idul Adha 2015 lalu, Khadijah Charity juga menyalurkan kurban untuk sejumlah masyarakat dhuafa yang tinggal di Lombok dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Untuk kegiatan ini, para anggota Khadijah Charity juga tidak melakukan aksi langsung. Tetapi mengamanahkan biaya kurbannya kepada seorang ustaz dari Al Azhar, yang memang berasal dari sana dan selalu mudik setiap Idul Adha.

Yeny mengungkapkan, saat ini, Khadijah Charity masih memiliki mimpi yang ingin dicapai, yakni membangun sebuah panti jompo. Karena ia kasihan kepada orang tua yang disisihkan anaknya. Orang tua yang pada masa senjanya tidak memiliki pasangan sehingga tak ada lagi yang memperhatikannya. Namun, sebelum mimpi itu terwujud, Yeny dan Khadijah Charity berharap bisa terus hadir dan membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan. Ia juga berharap Khadijah Charity semakin luas lagi menebar manfaat. Karena menurut Yeny, kagiatan dan aksi sosial merupakan salah satu syiar yang ingin ditempuh oleh para anggota Khadijah Charity, dan semoga bisa tetap istiqamah menjalaninya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar