Yeny Herliana
seorang muslimah yang selalu ingin terlibat dalam kegiatan atau aksi-aksi sosial.
Ia pernah aktif menjadi anggota Pembinaan Adik Asuh Youth Islamic Study Club
(PAYISC) Al Azhar. PAYISC Al Azhar adalah sebuah organisasi yang berada di
bawah naungan YISC Al Azhar. Fokus kegiatan PAYISC Al Azhar adalah memberikan
pendidikan agama dan umum kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang berada atau
tinggal di sekitar Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Namun, pada
awal 2012 lalu, amanah dan tanggung jawab Yeny di PAYISC Al Azhar telah usai.
Setelah itu, ia berpikir untuk memiliki
kegiatan sosial lainnya. Pikiran itu hadir karena ia ingin terus menebar
manfaat bagi sesama dan mereka yang membutuhkan. Akhirnya, pada Maret 2012,
Yeny menggagas berdirinya Khadijah Charity. Sebuah komunitas yang program dan
kegiatannya lebih fokus dalam memberikan bantuan dan layanan kesehatan kepada
masyarakat yang tinggal di daerah atau desa terpelosok.
Menurut Yeny,
nama Khadijah dipilih karena dia adalah istri Rasulullah SAW yang pertama,
Khadijah juga membantu perjuangannya menegakkan Islam kala itu. Karena semua
yang tergabung dalam komunitas itu adalah perempuan, maka tak salah pula bila
Yeny memilih nama Khadijah. Yeny mengungkapkan, pada awal berdirinya Khadijah
Charity, ia banyak didukung dan dibantu oleh para sahabat seperjuangannya dulu di
YISC Al Azhar. Karena mereka juga telah menjadi alumni, dan ingin mencari
kegiatan sosial lainnya.
Setelah
dibentuk, aksi pertama Khadijah Charity sangat sederhana. Yakni berkunjung ke
Rumah Sakit Kanker Dharmais di Slipi, Jakarta Barat. Kemudian memberikan
semangat kepada beberapa pasien dan keluarganya untuk tabah menghadapi ujian
tersebut. Kendati tidak memberi bantuan materi, namun Yeny yakin dukungan
semacam itu juga dibutuhkan oleh pasien di sana. Setelah cukup aktif menggelar
kegiatan dan aksi sosial di sekitar Jakarta, Khadijah Charity mulai mencoba
menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpelosok. Ide tersebut muncul
setelah Yeni menjalin komunikasi dengan adiknya yang menjadi bidan di Hulu
Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Menurut Yeny,
berdasarkan pengakuan adiknya, warga di sana sangat membutuhkan fasilitas dan
layanan kesehatan yang layak. Sebab, sebagian besar warga di Hulu Sungai Utara
cukup kesulitan untuk mengakses rumah sakit. Di desa tempat adiknya menjadi
bidan itu, dibutuhkan waktu enam jam kalau ingin ke rumah sakit. Itu pun pasien
juga belum tentu mendapat kamar setibanya di sana. Oleh karena itu, mereka
lebih nyaman berobat ke bidan desa. Adiknya pun mengusulkan agar Khadijah
Charity bisa membantu warga-warga yang tinggal di Hulu Sungai Utara. Khususnya
bantuan berupa layanan kesehatan. Yeny pun lalu mendiskusikan hal itu ke
teman-teman Khadijah Charity lainnya. Dan mereka setuju untuk menyalurkan
bantuan kesehatan ke sana.
Berkoordinasi
dengan adiknya, Yeny pun mulai menyalurkan bantuan kesehatan gratis ke desa di
Hulu Sungai Utara. Yang pertama di lakukan adalah mendata para pasien atau
warga di sana yang membutuhkan pelayanan kesehatan, beserta estimasi biaya
obatnya. Setelah Yeny dan teman-temannya di Khadijah Charity menyetujui, ia pun
mengirimkan dana kepada adiknya untuk membeli obat-obatan yang dibutuhkan. Yeny
menerangkan, sebetulnya obat-obatan yang dijual di Kalimantan Selatan sudah
lumayan lengkap, hanya membelinya saja yang membutuhkan waktu.
Selain itu,
pada 2015 lalu, Khadijah Charity, masih melalui perantara adiknya, juga
menggelar khitanan massal bebas biaya untuk anak-anak di Hulu Sungai Utara.
Untuk khitanan massal tersebut, Yeny dan teman-teman di Khadijah Charity
membeli alat dan perlengkapannya di Jakarta, lalu dikirim ke sana. Untuk
program menyalurkan bantuan kesehatan kepada warga di Hulu Sungai Utara, Yeny
mensosialisasikan kegiatan tersebut di media sosial. Hal ini dilakukan agar
Khadijah Charity dapat menjaring para donatur yang ingin mendukung program dan
kegiatan mereka. Dan Yeny bersyukur, sekarang Khadijah Charity sudah memiliki donatur
yang loyal.
Tidak hanya
bantuan kesehatan, Khadijah Charity juga pernah menggelar kegiatan pembagian
sembako gratis untuk warga di sana. Pada kegiatan ini, Khadijah Charity,
menjalin kerja sama dengan beberapa komunitas lainnya, seperti Pagi Berbagi,
Mukena Bersama, dan lain-lain. Tak hanya itu, pada Idul Adha 2015 lalu,
Khadijah Charity juga menyalurkan kurban untuk sejumlah masyarakat dhuafa yang
tinggal di Lombok dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Untuk kegiatan ini, para anggota
Khadijah Charity juga tidak melakukan aksi langsung. Tetapi mengamanahkan biaya
kurbannya kepada seorang ustaz dari Al Azhar, yang memang berasal dari sana dan
selalu mudik setiap Idul Adha.
Yeny
mengungkapkan, saat ini, Khadijah Charity masih memiliki mimpi yang ingin dicapai,
yakni membangun sebuah panti jompo. Karena ia kasihan kepada orang tua yang
disisihkan anaknya. Orang tua yang pada masa senjanya tidak memiliki pasangan
sehingga tak ada lagi yang memperhatikannya. Namun, sebelum mimpi itu terwujud,
Yeny dan Khadijah Charity berharap bisa terus hadir dan membantu mereka yang
membutuhkan uluran tangan. Ia juga berharap Khadijah Charity semakin luas lagi
menebar manfaat. Karena menurut Yeny, kagiatan dan aksi sosial merupakan salah
satu syiar yang ingin ditempuh oleh para anggota Khadijah Charity, dan semoga
bisa tetap istiqamah menjalaninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar