Minggu, 10 Juli 2016

Aquino Umar : Model, Aktris, Bintang Iklan, dan Presenter. Hidayah Berhijab Usai Bermain Film Layar Lebar



Pada 2011 lalu, Aquino Umar atau akrab disapa Noy, mulai merintis kariernya di industri hiburan Tanah Air. Menjadi model majalah remaja, bintang iklan, dan presenter televisi, adalah beberapa pekerjaan yang pernah dilakoninya. Kala itu, Noy memang terbiasa berbusana sesukanya. Bahkan terkadang, baju atau celana yang akan ia kenakan cukup minim untuk menutup bagian-bagian tubuhnya. Namun, ia tetap nyaman bergaya demikian. Kariernya pun kian gemilang ketika ia mendapatkan kesempatan mencicip dunia seni peran untuk memerankan tokoh ‘Gita Si Tomboy’ dalam film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) yang dirilis awal tahun 2016 lalu. Namun, setelah menjadi salah satu tokoh dalam film bernuansa Islami tersebut, Noy seperti mendapat hidayah.

Noy, yang sebelumnya kerap berbusana sesuka hati, bahkan cenderung minim, perlahan-lahan mulai mengenakan pakaian dan celana panjang yang menutup bagian-bagian tubuhnya. Tak berhenti di sana, setelah melakukan perenungan diri, ia pun memutuskan untuk berhijab. Noy mengungkapkan, sebelum memerankan tokoh Gita dalam KMGP, ia memang berpikir untuk berhijab. Tapi dulu pikirannya, akan berhijab nanti saja kalau umurnya sudah tua atau sudah menikah. Karena ia ingin berkarier dulu di usianya yang masih muda. Sebab, pekerjaannya di dunia hiburan, seakan tak mengizinkannya untuk menutup aurat. Karena sebelumnya ia memang lebih aktif di dunia iklan, yang tuntutannya memang harus berpakaian yang agak terbuka.

Bahkan ketika hendak mengikuti audisi untuk memerankan peran Gita dalam film KMGP, Noy mengaku datang ke lokasi dengan padanan busana yang nyentrik. Ia hanya memakai celana pendek, tank top, dan rompi saja. Ketika itu, ia pun mengaku agak kikuk. Karena, rata-rata yang datang ke lokasi audisi adalah perempuan berhijab. Walaupun Noy mengetahui yang tengah dicari oleh sutradara bukan perempuan berhijab, melainkan yang bergaya agak tomboi. Singkat cerita, Noy pun terpilih untuk memerankan tokoh Gita. Kendati syaratnya agak berat, yakni harus memangkas rambutnya menjadi pendek menyerupai lelaki, namun ia tetap memutuskan mengambil peran tersebut.


Ketika proses penggarapan film, Noy mulai berkenalan dengan busana-busana Muslimah. Apalagi, ketika karantina, ia harus berbagi kamar dengan Izzah Ajrina, yang notabene pemeran tokoh Nadia dalam film KMGP. Saat melihat Izzah, yang memang berhijab, Noy mengaku takjub oleh keanggunannya. Ia melihat Izzah tetap cantik walaupun memakai hijab. Sejak itu, Noy berniat untuk mencoba berhijab walau masih buka copot. Waktu itu ia berpikir meskipun berhijab memang wajib, tapi rasanya belum waktunya untuk mengenakannya secara rutin. Namun ketika berhijab, Noy yang saat itu masih menjadi mahasiswi ekonomi manajemen Universitas Trisakti ini mengaku, diapresiasi dan didorong oleh segenap tim KMGP untuk sungguh-sungguh berpakaian demikian. Beberapa aktor dan aktris yang terlibat dalam pembuatan film KMGP pun mengingatkannya perihal syariat menutup aurat.

Namun, ketika itu ia memang belum membulatkan tekad untuk sungguh-sungguh berhijab. Apalagi, hasratnya untuk berkecimpung di industri hiburan masih sangat kuat. Pada kesempatan lain, Noy mengatakan, pernah bertemu dengan salah seorang teman kakaknya. Temannya tersebut, dulunya tidak berhijab, sama sepertinya. Noy bercerita, kehidupan rumah tangga temannya itu masih belum sempurna. Karena temannya sama sekali belum dikaruniai seorang anak. Kemudian, temannya itu pun mulai memutuskan untuk mengenakan hijab. Dan setelah memakai hijab, alhamdulillah, Allah seperti langsung memberinya rezeki berupa seorang anak.

Dukungan segenap tim dan artis KMGP, serta pengalaman bertemu dengan temannya, membuat Noy mulai memantapkan niat untuk segera berhijab. Kalaupun untuk berhijab ia memang harus hengkang dari dunia entertainment, dengan mengucap bismillah, Noy pun siap. Akhirnya, Noy pun berhijab. Ia mengaku mendapatkan respons beragam dari orang-orang terdekat ketika memutuskan untuk berhijab. Pihak keluarga, terutama ibu dan ayahnya, pada awalnya masih meragukan kalau Noy akan sungguh-sungguh berhijab. Ibunya bahkan sempat mengatakan kalau memang benar-benar ingin memakai hijab, lain waktu pun juga masih bisa. Tapi bagaimana pun Noy sudah berpegang teguh pada kemauannya dan tidak akan mencopot hijabnya lagi. Sedangkan ayahnya, menurut Noy, adalah seorang yang sangat taat agama. Namun, ayahnya memang tidak pernah menuntut Noy untuk berhijab selayaknya seorang Muslimah. Sang ayah seperti membiarkannya untuk mencari hidayah sendiri. Dan itu pun terjadi, Ayahnya senang sekali waktu melihat Noy bisa berhijab.

Teman-teman Noy pun terkejut ketika dirinya memutuskan berhijab. Karena biasanya ketika ke mana-mana, Noy selalu memakai celana gemes bersama mereka. Namun yang cukup berkesan adalah ketika Noy bertemu Helvy Tiana Rosa, yang tak lain merupakan penulis novel KMGP. Helvy, kata Noy, juga terkejut ketika dirinya memutuskan berhijab. Ketika Noy minta doanya supaya bisa istiqomah berhijab, Helvy seketika terharu dan menangis. Noy mengaku, keputusannya berhijab memang tidak sepenuhnya diterima begitu saja oleh publik. Menurutnya, pasti ada saja kalangan yang menilai bahwa keputusannya berhijab hanya sebagai bentuk mencari kesempatan atau popularitas semata. Bahkan, hanya sekedar aksi promosi karena film KMGP 2 saat itu akan segera hadir.

Namun, Noy mengaku tidak peduli terhadap opini-opini demikian. Yang dia tahu, dia telah berniat dan memutuskan untuk berhijab. Ia akui, dirinya juga belum sempurna menutup aurat. Tapi pelan-pelan akan belajar, karena yang dipentingkan adalah niatnya dan ia juga sudah mau menjalani proses untuk mantap berhijab. Ia juga tak khawatir ketika berhijab kariernya di industri hiburan akan tamat. Sebab, ia percaya Allah SWT mampu memberikan rezeki dari segala penjuru arah tanpa diduga-duga oleh hamba-Nya. Keyakinannya pun terbukti. Pasca memutuskan berhijab, tawaran pekerjaan untuk Noy tidak lenyap begitu saja. Ia mendapat ajakan untuk menjadi presenter di salah satu televisi swasta dan ditawarkan untuk menjadi brand ambassador oleh salah satu merek hijab. Padahal sebelumnya, ia belum pernah sama sekali menjadi brand ambassador.

Kendati demikin, bila memang tawaran pekerjaan di industri hiburan sudah tak menghampiri, Noy pun tak merisaukannya. Ia ingin tetap berhijab dan fokus meneruskan kuliahnya. Sebab ada cita-cita lain yang ingin ia raih, yakni menjadi seorang motivator bisnis. Ia pun menyarankan kepada para perempuan agar tidak takut untuk berhijab. Apalagi bila ketakutan itu muncul hanya karena faktor kehilangan pekerjaan atau rezeki. Karena berhijab itu hukumnya memang wajib. Kalau kita memang niat karena Allah SWT, berkah dan rezeki pasti akan selalu ada.

ISTI KHAIRANI : Pemilik BUMI INSPIRASI LEARNING CENTER, Membangun Bisnis Inspirasi Dari Rumah.



Keputusan hijrah meninggalkan pekerjaan tetap sebagai karyawati mapan bukanlah hal sederhana bagi Isti Khairani. Namun pada akhirnya, setelah sembilan tahun berkarier, ia memantapkan diri untuk keluar demi mengejar mimpi, yakni meraih hidup yang seimbang. Berpegang pada janji Allah, bahwa jika memulai sesuatu yang bermanfaat, maka Allah akan memberi jalan. Ia pun merajut jaringan komunitas, dalam Bumi Inspirasi Learning Center, dengan semangat utama yakni menjadikan setiap rumah menjadi awal inspirasi bagi masyarakat luas. Saat ini, ia berposisi sebagai motivator sekaligus trainer yang siap berbagi ilmu dalam tiga pilar utama, yaitu Financial Literacy, Green and Clean Literacy melalui manajemen Bank Sampah, serta Alquran Literacy melalui Taman Pendidikan Alquran.

Isti mulai tergerak untuk berhijrah pada 2012. Di tahun itu, bersama suami dan bapak mertuanya, mereka diberi kesempatan menunaikan ibadah haji. Saat menjalankan rangkaian ibadah haji di Mina, Isti mendengarkan ceramah yang sangat menyentuh kalbunya, yaitu mengenai dosa riba. Setiap membaca ayat Alquran mengenari riba, hatinya bergetar. Timbul perasaan takut akan dosa riba, dan ingin segera keluar dari bank konvensional yang notabene tempatnya bekerja kala itu. Isti lantas menindaklanjuti kegelisahan itu dengan melamar ke Bank Syariah. Ia bahkan ditawari sejumlah posisi yang bagus. Namun Isti kembali berpikir soal impian besarnya untuk meraih kehidupan yang seimbang serta memprioritaskan keluarga.

Seiring berkah kehamilan anak kedua, motivasinya untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja semakin meningkat. Ia tanpa sengaja mengenal komunitas ‘Ibu Profesional’ melalui buku milik ibu mertuanya. Setelah membaca buku tersebut dan membaca kisah-kisah ibu profesional, motivasi untuk berhenti kerja dan lebih fokus pada buah hati di rumah semakin besar. Saat itu, Istri menceritakan, suaminya sedikit bimbang, khawatir dirinya akan menyesal dan stress setelah tidak bekerja, karena Isti memang terbiasa kerja. Meski kekhawatiran juga sempat datang, tapi ia berpegang pada Surat An Nisa ayat 100. Ayat itu berbunyi : “Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Pasca resign, Isti tak lantas berdiam diri. Ia melihat kondisi sekitar dan menemukan masalah soal sampah di dalamnya. Waktu itu TPS di RW tempat tinggalnya sudah sangat penuh dan masyarakat bingung mau buang sampah ke mana lagi ? Isti lalu menghimpun warga sekitar, yakni masyarakat RW 4 Cisitu Indah, Dago, Bandung untuk cerdas memilah sampah, lalu menjadikan sampah-sampah yang terkelola tadi agar bernilai ekonomis. Tidak ada kriteria khusus dalam melakukan pengelolaan sampah di masyarakat. Sebab, teori telah banyak bertebaran di mana saja, tapi yang kerap menjadi permasalahan adalah realisasi pengelolaan serta konsistensi. Isti juga tak mengabaikan keberadaan anak asuh para warga RW. Mereka dilibatkan dalam pengelolaan sampah, daur ulang dan pembangunan Bank Sampah. Jadi para anak asuh itu dididik untuk jangan hanya tahu ‘menerima’ saja, tapi mereka juga harus bergerak agar bisa mandiri dan kuat keuangannya.


Di antara kegiatan lingkungan tersebut, Isti melakukan sertifikasi Certified Financial Planner dan membangun personal branding sebagai Financial Trainer for Women and Kids. Inilah yang kemudian menjadi bisnis utamanya. Yakni memberdayakan diri untuk menjadi inspirator yang berbagi ilmu soal pengelolaan keuangan berbasis lingkungan berkelanjutan. Maka lahirlah Bumi Inspirasi Learning Center pada November 2014. Mula-mula ia memberanikan diri menawarkan edukasi financial planning. Event pertamanya adalah Perencanaan Keuangan Keluarga Muslim di Institut Ibu Profesional (Learning Center). Acara itu berhasil dihadiri 35 orang, dan sangat disupport oleh sahabat-sahabat di Institut Ibu Profesional, baik dalam tempat, sarana, pembuatan flyer, dan promosi. Dari event tersebut, ia kemudian diundang oleh salah satu perbankan syariah untuk menjadi pembicara terkait perencanaan keuangan untuk 100 Fasilitas Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung. Ia menyanggupinya. Bahkan, hasil pelatihan ditindaklanjuti dengan menyusun rangkaian kegiatan untuk komunitas yang memuat sejumlah materi. Di antaranya Lokakarya Financial Plan level 1, Islamic Parenting, Financial Literacy for Kids, dan Lokakarya Financial Plan level 2.

Bisnis trainingnya berkolaborasi dengan sejumlah komunitas, sehingga ia menjadi pembicara di Komunitas Wanita Bank Syariah Mandiri, narasumber acara Perencanaan Keuangan di MQ FM, narasumber dalam program Annisa (Wanita Inspiratif) MQ TV, narasumber dalam lokakarya Financial Plan for Mompreuneur di Bank Syariah Mandiri, dan masih banyak lagi. Konsep marketing dimulai ketika permintaan training workshop usai. Muncul ide untuk menyusun training workshop yang lebih fokus pada kebutuhan target costumer. Dalam mengembangkan produk, bisnisnya fokus untuk segmentasi wanita dan anak-anak. Di antara produk yang ia kembangkan yakni Financial Plan for Student, Financial Plan for Pranikah, Financial Plan for Baby, Financial Plan for Moslem Mompreuneur, Financial Literacy for Kids (plus for Mom), Financial Literacy goes to school, dan Edukasi Bank Sampah untuk ibu dan anak.

Untuk marketing mix tempat dilakukan secara retail dan dikembangkan melalui komunitas wanita. Di antaranya tersedia di Institut Ibu Profesional, Islamic Parenting Community, acara pengajian, guru sekolah, dan lainnya. Direncanakan untuk selanjutnya akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Saat ini, media promosi bisnis dilakukan melalui grup BB, whattsap, blog, dan facebook. Pengembangan proyek usahanya ke depan yakni menekankan edukasi Financial Literacy. Isti bermimpi meningkatkan tingkat melek keuangan nasional yang masih rendah. Melek financial di Indonesia, masih sangat rendah, yakni hanya 20 persen. Angka tersebut sangat tertinggal jika dibandingkan Malaysia yang mencapai 60 persen, dan Singapura 98 persen. Bisnisnya tersebut turut mendukung strategi nasional untuk meningkatkan financial literacy, dengan sasaran OJK (Otoritas Jasa Keuangan) kepada ibu rumah tangga, UMKM, pelajar/mahasiswa, dan profesi.