Kamis, 13 Oktober 2016

INDARI MASTUTI : Membina Ibu Rumah Tangga Menjadi Penulis Melalui Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis.


Indari Mastuti memang sangat mencintai kegiatan tulis menulis. Sejak 1996 lalu, dia kerap mengirimkan karya-karyanya, seperti cerpen, ke berbagai media cetak untuk diterbitkan. Tak ayal, keranjingannya dalam menulis mendorongnya mendirikan IndScript Creative. Sebuah agensi yang bekerja untuk mematok kebutuhan jasa penerbit. Selain itu, Indari juga membentuk Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Di komunitas tersebut, Indari membagi pengalamannya sebagai penulis kepada para ibu-ibu yang memang memiliki hobi menulis atau bahkan pernah berangan-angan menjadi penulis. Indari juga memotivasi mereka agar berani menulis dan menerbitkannya menjadi sebuah karya.

Namun, proses terbentuknya IndScript Creative dan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis memang tidak seketika saja terjadi. Indari terpikir untuk mendirikan IndScript Creative setelah menyadari bahwa ternyata menulis bisa dijadikan sebuah pekerjaan atau bisnis. Setelah tulisannya cukup sering dimuat di media-media cetak, pada 2004, Indari berhasil menerbitkan sebuah novel. Kemudian pada tahun 2005, ia dilamar oleh salah satu penerbit untuk menulis teenlit atau novel remaja. Pengalaman-pengalaman tersebut turut meyakinkannya bahwa ternyata menulis bisa menjadi sebuah pekerjaan dan bisnis. Dulu, Indari hanya menjadikan menulis hanya untuk sampingan saja, karena ia masih bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi.

Akhirnya, pada 2007, tak lama setelah Indari menikah, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan, kemudian mendirikan bisnis jasa penulisan bernama IndScript Creative. Bisnis tersebut dirintis bersama suaminya, Deky Tasdikin. Ketika pertama didirikan, Indari adalah satu-satunya penulis di IndScript Creative. Kendati demikian, hal tersebut tak membuat semangat menulisnya luruh. Ia tetap menulis walaupun hal-hal yang ringan, seperti motivasi untuk remaja, motivasi bisnis, dan lainnya. Seiring laju waktu, permintaan naskah dari penerbit pun semakin meningkat. Dari biasanya hanya tiga naskah per bulan, naik menjadi lima naskah, 50 naskah, bahkan sampai 100 naskah.


Selain permintaan naskah yang kian banyak, penerbit pun mulai meminta IndScript Creative untuk memasok jenis naskah yang variatif. Hal tersebut tentu membuat Indari kewalahan. Karena ia pribadi hanya memiliki keterampilan untuk membuat jenis tulisan tertentu. Sedangkan permintaan penerbit mulai variatif dan beragam. Ketika itu, Indari sadar bahwa dia membutuhkan penulis-penulis baru di IndScript Creative guna membantunya memenuhi kebutuhan penerbit. Namun, ketika itu, ia memang cukup bingung memikirkan cara untuk merekrut penulis-penulis baru. Berkaca dari pengalamannya sebagai penulis dan ibu rumah tangga, yang tetap bisa produktif, baik secara karya maupun finansial, tanpa harus beranjak dari rumah, Indari terpikir untuk membuat komunitas penulis. Target dari komunitas tersebut adalah ibu-ibu rumah tangga seperti dirinya.

Akhirnya, pada 24 Mei 2010, Indari membentuk Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Ia juga mulai membuat grup untuk komunitas tersebut di Facebook. Setelah membentuk grup Facebook, yang dilakukan Indari selanjutnya adalah mengajak para ibu-ibu, yang memang doyan atau hobi menulis, atau pernah bermimpi menjadi penulis, untuk bergabung di komunitasnya. Dan di luar dugaan, Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis berkembang sangat pesat. Tujuh bulan setelah dibentuk, tepatnya pada Desember 2010, anggota komunitas tersebut telah mencapai 1.750 orang. Indari mengaku dirinya memang tidak menerapkan prosedur khusus ketika ada yang ingin bergabung dengan komunitasnya. Syaratnya hanya satu, yakni anggota haruslah seorang perempuan.

Indari mengungkapkan, 99 persen dari jumlah anggota komunitasnya adalah ibu rumah tangga. Menurutnya, memang cukup banyak ibu rumah tangga yang sebelum mereka menikah, pernah menjadi penulis atau menyukai dunia penulisan. Bahkan, sebagian dari mereka pasti ada yang bermimpi menjadi penulis. Tapi keinginan atau angan tersebut buyar ketika mereka menjadi ibu rumah tangga karena aktivitas domestik yang cukup padat. Setelah Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis terbentuk, Indari pun mulai memotivasi para anggota komunitasnya agar berani untuk mengejar kembali mimpi mereka sebagai penulis. Hal tersebut ia wujudkan dengan membagi pengalamannya sebagai penulis, termasuk tips-tips menulis. Proses berbagi pengalaman dan tips menulis pun tidak hanya dilakukan di Facebook. Sebulan sekali Indari mengajak anggota komunitas untuk bertemu dan berdiskusi. Adapun tips yang diberikan Indari kepada para anggota komunitasnya adalah hal-hal yang cukup sederhana. Seperti, cara bercerita dalam tulisan, cara memilih ide sebelum menulis, hingga kiat-kiat ketika mengalami stagnasi ketika menulis.


Berkat tips dan diskusi rutin, anggota komunitas pun mulai tergerak untuk menulis dan menghasilkan karya. Selain menyalurkan naskah-naskah mereka kepada penerbit melalui perantara IndScript Creative, Indari juga menyiapkan berbagai kegiatan guna menyokong anggota komunitasnya yang telah menerbitkan sebuah karya atau buku, seperti bedah buku, promosi buku, dan lain-lain. Sejak didirikan pada 2010 hingga saat ini, telah terbit sekitar 1.500 buku karya anggota Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Seluruh buku tersebut merupakan karya dari 300 hingga 500 anggota komunitas. Bahkan saat ini, anggota Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis tidak hanya berasal dari kalangan ibu rumah tangga di dalam negeri. Tapi juga ibu-ibu rumah tangga Indonesia yang tinggal di luar negeri. Mereka tersebar di sembilan negara. Di antaranya Hongkong, Amerika Serikat, Turki, dan lainnya. Kendati komunitasnya sudah cukup besar, tetapi Indari masih memiliki angan yang hendak dicapainya dengan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Yakni mencetak satu juta penulis dari kalangan perempuan, khususnya ibu-ibu rumah tangga.