Jumat, 09 Juni 2017

Marctriera Krystiana Putri, Pendiri LBM Quranic Baby Club, Wadah Pendidikan Islami Untuk Balita.

Sebuah playdate dilaksanakan di Universitas Al Azhar Indonesia, akhir 2014 lalu. Kegiatan itu sederhana. Hanya diikuti lima anak yang didampingi ibunya. Kala itu, Marctriera Ktystiana Putri sebagai penggagas playdate itu, membuat simulasi play and movement. Dia hendak mengisahkan cerita Nabi Shaleh dengan cara menyenangkan untuk anak-anak. Bentuknya adalah kreasi membuat wayang unta, kemudian story telling tentang unta Nabi Shaleh. Ibu yang akrab disapa Rera ini mengaku kegiatan tersebut berjalan sesuai rencana. Anak-anak pun cukup antusias mengikuti kegiatan kala itu. Hanya, menurut mantan trainer di Sekolah Karakter Indonesia Heritage Foundation ini, waktu itu kendalanya ada di tempat. Karena diselenggarakan secara dadakan, maka tidak berhasil mendapatkan tempat di dalam ruangan. Sedangkan, anak-anak usia satu hingga dua tahun, ketika bermain di luar ruangan, agak sulit mengkondisikan diri agar tetap fokus.

Melihat antusiasme anak-anak dalam kegiatan playdate perdana itu, Rera terpikir untuk menggelar kegiatan serupa untuk kedua kalinya. Kali ini, ia mulai menawarkan kepada teman-temannya untuk terlibat sebagai relawan penyelenggara, mencakup kegiatan perlengkapan, sewa tempat, dan lainnya. Dua pekan kemudian, playdate anak-anak pun digelar kembali di SMP Al Azhar Jakarta. Jumlah peserta meningkat menjadi 10 anak. Kegiatan yang dibuat Rera cukup beragam. Rera masih memainkan play and movement. Anak-anak berkumpul bersama di lapangan, membentuk lingkaran, lalu membaca doa pembuka al-Fatihah. Ada kegiatan senam dan olah tubuh juga, kemudian memperkenalkan mereka kepada huruf-huruf Hijaiyah, serta kegiatan sentra, yaitu membuat playdough.

Setelah menjalani beberapa kali playdate, Rera memutuskan untuk serius dengan aktivitasnya tersebut. Pada 2015, dia mendirikan Little Bee Meals (LBM) Quranic Baby Club, yakni sebuah wadah pendidikan khusus balita dan anak-anak. Salah satu visi LBM Quranic Baby Club adalah menyelenggarakan pendidikan dini untuk balita dan anak-anak berbasis Al-Quran dan sunah. Rera merupakan Muslimah yang pertama kali mencetuskan ide pembentukan LBM Quranic Baby Club. Sebagai seorang ibu, ia menyadari, pendidikan agama memang perlu diberikan kepada anak-anak sedari dini. Tujuannya tak lain, yakni agar anak-anak kelak menjadi generasi Muslim yang cerdas dan tangguh.

Rera pun mulai membentuk tim yang lebih profesional dan membuat perencanaan yang lebih matang. Dari segi kurikulum, kegiatan, maupun administrasi keuangan diperhatikan. Ia juga meminta kesediaan para orang tua, yang notabene merupakan teman-temannya di tempat pengajian, untuk terlibat dalam tim penyelenggara. Secara khusus, Rera bahkan, merekrut dua pengajar yang memang memiliki latar pendidikan keguruan. Setelah membentuk sebuah tim, Rera mulai memikirkan nama untuk wadah pendidikan anak yang dirintisnya. Istilah akronim LBM pun diambil dari nama grup obrolan Whatsapp Little Boo Meals, grup obrolan untuk ibu-ibu hamil. Seiring berjalannya waktu, Rera lantas mencari nama yang lebih bermakna dan memiliki filosofi yang bagus, maka kepanjangan LBM akhirnya diganti menjadi Little Bee Meals.

Secara harfiah Little Bee Meals, menurut Rera, artinya makanan atau suplemen untuk lebah. Lebah dalam hal ini merujuk kepada anak-anak. Dipilihnya lebah, karena hewan tersebut yang manfaatnya paling banyak, seperti yang dituliskan Al-Quran dalam surat an-Nahl. Sedangkan, kata 'makanan' bermakna ilmu atau kegiatan yang dapat mengasah dan meningkatkan perkembangan anak-anak. Jadi, LBM diharapkan dapat menjadi wadah penanaman akidah, pengembangan akhlak atau adab anak serta fungsi sosio-emosional balita, sekaligus sebagai komunitas orang tua yang tengah mengembangkan pendidikan rumah bagi balitanya (home education).

Kendati proses perintisan telah dilakukan sejak 2014 dan 2015 lalu, LBM Quranic Baby Club terbentuk secara resmi pada 2016. Pada 2016, LBM Quranic Baby Club memiliki struktur kepengurusan dan kurikulum yang cukup matang. Saat ini, LBM Quranic Baby Club memiliki dua kelas utama, yakni kelas Jundi dan Mujahid. Kelas Jundi diisi oleh anak-anak berusia dua hingga tiga tahun. Sedangkan, kelas Mujahid diikuti oleh anak-anak berusia tiga hingga empat tahun. Total anak di tiap-tiap kelas berjumlah 15 orang. Rera juga berencana untuk membuka kelas Ghuraba, yakni untuk anak-anak berusia empat hingga lima tahun.

Adapun jenis-jenis kegiatan di LBM Quranic Club saat ini antara lain jurnal, play and movement, snack time, appetizer, main course, dan dessert. Jurnal merupakan kegiatan untuk mengasah daya motorik anak. Biasanya kegiatannya seputar doodles atau corat-coret serta gambar, menempel, mewarnai, menggunting, dan lainnya. Play and movement adalah kegiatan berupa olah tubuh. Setelah berkumpul di lapangan dan membaca al-Fatihah serta belajar, anak-anak akan melakukan beberapa kegiatan. seperti bermain petak umpat, mencari jejak, bermain bola, dan lainnya. Setiap kegiatan di sini disesuaikan dengan perkembangan motorik kasar tiap-tiap anak.

Kemudian snack time, yakni makan bersama. Menurut Rera, aktivitas ini merupakan kegiatan favorit. Setelah masuk kelas, anak-anak akan mengeluarkan snack yang mereka bawa dari rumah. Mereka harus menyisihkan makanan yang mereka bawa untuk ditaruh di baki bersama. Ini mengajarkan mereka untuk berbagi. Setelah semuanya menyisihkan makanan, nanti makanan di baki itu akan dimakan bersama-sama. Anak-anak pun dikenalkan dengan aktivitas menyenangkan sejak awal. Kegiatan pembuka mereka disebut dengan appetizer. Pada sesi ini, anak-anak, akan dibimbing membaca surah-surah pendek Al-Quran secara bersama-sama. Ada pula kegiatan hijaiyah words, yakni pengenalan huruf-huruf hijaiyah. Lalu ada muwasofat untuk menanamkan karakter pribadi Muslim. Acuannya adalah 10 Muwasofat Imam Hasan Al Banna. Metodenya bisa dengan bercerita, menonton video, menceritakan gambar, dan acting feeeling.

Kegiatan utama biasanya disesuaikan dengan tema yang diusung saat itu. Adapun jenis kegiatan pada sesi ini antara lain eksplorasi, imajinasi, rancang bangun, fun cooking, ibadah, dan lainnya. Kemudian, dessert adalah kegiatan penutup. Pada sesi ini, pengajar biasanya akan menyampaikan doa harian atau hadis pendek dengan peraga berupa gambar. Atau dengan menempel stiker asmaul husna di pohon asmaul husna. Setelah itu, doa penutup majelis dan doa penutupan. Kegiatan di LBM Quranic Baby Club tersebut dilaksanakan dua pekan sekali. Kendati belum memiliki tempat tetap atau masih harus menyewa ruangan PIA Al Azhar Jakarta, hal tersebut tak menyurutkan semangat Rera dan anggota tim lainnya. Sebab, mereka menyadari bahwa yang tengah mereka lakukan merupakan sebuah ikhtiar untuk mencetak generasi penerus Muslim yang tangguh, cerdas, serta tetap berpegang teguh pada tuntunan Al Quran dan hadis.