Sabtu, 11 Maret 2017

Erna Eruna, Mengukir Prestasi Lewat Cerpen dan Olahan Ikan di Turki.


Erna Eruna semringah. Perempuan berhijab ini baru saja mendapat tiket pesawat gratis ke Indonesia. Mahasiswi yang tengah kuliah di Turki ini akhirnya bisa pulang ke Tanah Air dan bertemu dengan keluarganya di Bandung, Jawa Barat. Tiket gratis yang diperoleh dari Radio Republik Indonesia (RRI) dihadiahkan kepada Erna sebagai imbalan usai memenangkan lomba cerita pendek (cerpen). Karya Erna berjudul Seiris Prasangka menjadi juara III karya sastra terbaik yang dikompetisikan di antara para pendengar siaran luar negeri Voice of Indonesia (VOI) LPP RRI dalam acara Bilik Sastra VOI Award.

Cerpen yang dibuatnya bercerita tentang tiga orang asing yang dilatarbelakangi oleh suasana sebenarnya. Erna memang sudah kuliah selama tiga tahun di Ege University, Izmir, Turki, ketika membuat cerpen tersebut. Dia mendapatkan beasiswa Burslari dari Pemerintah Turki. Sesuai dengan studinya di Institut Pertanian Bogor (IPB), Erna mengambil jurusan perikanan. Saat kuliah di Izmir, Erna bertemu dengan banyak teman dari beragam bangsa, budaya, dan bahasa. Dari pengalamannya itulah, lahir cerpen Erna tersebut.

Sebenarnya, perempuan kelahiran Bandung, 26 November 1990 ini tidak pernah belajar di sekolah menulis. Namun, Erna mulai terbiasa menggores tinta seiring dengan hobinya membuat memo di dalam buku harian. Diary itu dimiliki Erna saat dia mulai kuliah di IPB. Dia sengaja membuat buku harian karena sering kali lupa dengan hal-hal kecil yang dialaminya saat kuliah. Dari awalnya sekedar iseng-iseng, lama-lama jadi ketagihan.

Pada 2013, Erna berangkat ke EG University di Izmir. Di sana Erna mengambil jurusan pengolahan makanan ikan. Masa-masa awal di negeri dua benua ini, Erna mengaku sempat mengalami gegar budaya alias jetlag. Erna harus menyesuaikan diri dengan cuaca Turki yang sering kali berubah drastis juga makanannya. Hal belakangan ini, diakui Erna, menjadi adaptasi tersulit yang harus dilaluinya. Rasa makanan Turki yang begitu flat tidak sesuai dengan lidah Asia Erna. Meski demikian, perlahan Erna pun sudah bisa menyesuaikan. Makanan pilihannya sekarang adalah baklava dan kebab.

Hanya, Erna mengagumi karakter orang Turki. Selain banyak orang Turki masih memegang teguh ajaran agamanya, mereka juga memiliki kinerja layaknya orang Eropa, tetapi tetap ramah seperti orang Asia. Kenangan lain yang membuat Erna terpesona dengan warga Turki adalah loyalitas mereka kepada pemimpin. Erna berkisah, saat percobaan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 15 Juli 2016 lalu menjadi saksinya. Ketika itu, Erna terbangun tepat tengah malam. Dia mendengar banyak orang mengaji di masjid. Tak henti-henti mereka pun melantunkan zikir, tahlil, dan tahmid. Mereka semua sedang mendoakan Erdogan.

Hobi menulis Erna semakin menjadi di Turki. Dia pun mulai membuat blog. Erna menulis cerita-ceritanya di jangkarmerahmuda.blogspot.com. Beragam tema ditulis Erna lewat blog itu. Tak cuma curahan hati seorang gadis, Erna pun lincah menulis ragam budaya Turki beserta dengan tradisinya. Meski demikian, dia tetap selalu bangga dengan budaya Indonesia. Ini bisa dilihat dari celotehannya lewat blog berjudul "Beginilah Ras Turki". Dikisahkan, pada suatu pagi Erna sempat meminta selimut pada seorang teyze (panggilan 'bibi' dalam istilah Turki). Lalu sang bibi itu sempat bertanya pendapat Erna tentang Turki. Pertanyaan yang sudah sering ia terima sejak kedatangan pertamanya di negeri itu. Sepengamatan Erna, orang-orang Turki memang termasuk tipe orang yang amat sangat bangga terhadap bangsanya. Tak peduli tua, muda, lelaki, atau perempuan, ketika bertemu dengan orang asing mereka akan selalu bertanya apakah negaranya bagus atau tidak. Dan tentu saja, jawaban yang mereka harapkan adalah, "Iya, Turki bagus", meskipun kita sadar betul bahwa negara kita sendiri mungkin jauh lebih bagus dari Turki. Dan dengan entengnya, saat itu Erna pun menjawab, bahwa Turki memang sangat bagus, tapi Indonesia jauh lebih bagus. Dahi sang bibi tampak berkerut mendengar jawaban Erna kala itu yang berbeda dari jawaban-jawaban biasanya. Namun, Erna tetap berbicara sesuai fakta, bahwa Indonesia memang jauh lebih bagus, tidak akan pernah ada duanya. 

Bersama tiga temannya, Erna pun mulai menulis buku tentang serba-serbi Turki. Buku bertema traveling ini dipadukan dengan budaya dan karakter masyarakat Turki. Erna pernah mengajukan untuk menerbitkan buku ini di Indonesia. Sayangnya, pihak penerbit sudah memiliki kandidat terlebih dahulu dengan tema yang sama. Karena itu, sampai sekarang Erna masih menyimpan naskah buku itu agar kelak bisa diterbitkan.

Erna saat ini sedang fokus untuk membuat makanan berbahan dasar ikan untuk dipresentasikan sebagai tesis. Dia membuat sejenis kerupuk ikan dengan beragam kandungan gizi dan protein, seperti omega 3. Ikan bluwhitting yang hanya ada di Turki dan perairan Eropa menjadi bahan dasarnya. Dengan produk ini, Erna berharap mampu membuat diversifikasi pangan untuk masyarakat Turki. Erna berkisah, bahwa pengolahan ikan di Turki sebenarnya sangat monoton. Masyarakat Turki kalau menyantap ikan, hanya dimakan ikannya saja. Utuh satu ekor. Erna pun membandingkan dengan pengolahan ikan di Indonesia. Di Indonesia, sebuah ikan bisa dijadikan beragam produk, dari mulai kerupuk hingga kosmetik. Erna pun pernah membawakan kerupuk ikan untuk diberikan kepada orang Turki, dan mereka sangat ketagihan.

Karena itu, Erna mengaku akan membuat hak paten atas produk dari hasil penelitiannya itu. Dia memang tak berharap terlalu jauh produknya bisa dijual dalam skala industri. Erna hanya berharap namanya bisa dikenang sebagai pencipta produk tersebut. Meski Indonesia dikenal akan kreasi produk berbahan dasar ikan, Erna masih mengeluhkan produk-produk hasil pengolahan ikan tersebut belum bisa tembus ke pasar internasional. Padahal, kata Erna, peminat kerupuk ikan di Eropa sangat besar. Menurutnya, sulitnya produk Indonesia berkembang karena usaha kecil dan mikro produk-produk hasil pengolahan ikan itu tak memiliki jaringan. Tidak hanya itu, mereka pun kesulitan mendapat ikan-ikan berkualitas karena harganya yang mahal. Karena itu, Erna berkomitmen akan membantu para nelayan Indonesia usai lulus dari EG University. 


1 komentar:

  1. Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes via whats app/sms di 085695138867

    BalasHapus