Jumat, 03 Maret 2017

Kisma Fawzea : Memberikan Konseling Gratis Untuk Masyarakat Tidak Mampu Melalui Rumah Konseling.


Pada awal 2012 lalu, Kisma Fawzea mendirikan sebuah lembaga bernama Rumah Konseling. Sesuai namanya, lembaga tersebut dibentuk untuk membantu dan membimbing masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah rumah tangganya. Seperti masalah kerenggangan hubungan antar anggota keluarga, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kecanduan konten pornografi oleh anak-anak, dan lain-lain. Hebatnya, untuk jasa konseling tersebut, perempuan yang akrab disapa Zeezee ini tidak menetapkan dan membebankan tarif pada para kliennya. Ia mempersilahkan siapa saja, termasuk mereka yang tidak memiliki cukup biaya membayar jasa konseling, untuk berkonsultasi padanya.

Zeezee mengungkapkan, sejak 2006 lalu, ia sebenarnya memang telah aktif memberikan jasa konseling. Hal itu bermula dari peristiwa KDRT yang menimpa seorang temannya. Ketika itu temannya bercerita kepadanya, dia hampir dibunuh oleh suaminya. Percobaan pembunuhan terhadap temannya itu telah terjadi beberapa kali. Mendengar cerita temannya, Zeezee pun mencoba memberikan konseling berupa nasihat dan motivasi. Alhamdulillah, setelah itu entah bagaimana, si teman tidak lagi mengalami KDRT. Suami si teman pun juga mulai paham dengan kondisi temannya. Sejak saat itu, masyarakat yang mengalami hal serupa dengan temannya mulai berdatangan ke rumah Zeezee untuk berkonsultasi. Sepertinya, info tentang konseling yang bisa dilakukannya mulai merambah dari mulut ke mulut. Bahkan, ada yang datang dari luar kota dan menginap di sekitar rumah Zeezee hanya untuk konsultasi.

Sebagai seorang psikolog keluarga, Zeezee menilai, selama ini masyarakat memang kurang menyadari adanya pelayanan atau jasa konseling untuk mengatasi masalah rumah tangga mereka. Hal itu menyebabkan masyarakat tidak tahu harus pergi ke mana atau mendatangi siapa ketika menghadapi problem internal keluarga. Kendati demikian, Zeezee berpendapat, sebagian masyarakat pasti pernah mendatangi psikolog untuk membantu memecahkan masalah rumah tangganya. Tapi, menurut Zeezee, lembaga psikologi ini terkadang hanya menawarkan tes psikologi, tanpa memberikan saran-saran atau nasihat perihal cara untuk menuntaskan masalahnya.


Ketika masalah rumah tangga tak dapat diselesaikan, terkadang masyarakat justru menempuh cara-cara tak lazim. Misalnya meminta pertolongan dukun. Bagi Zeezee ini sangat memprihatinkan sebenarnya, karena mereka yang datang ke tempat-tempat seperti itu pasti malah dimanfaatkan. Berangkat dari keprihatinan tersebut, pada awal 2012, Zeezee memutuskan untuk membangun Rumah Konseling. Dalam prosesnya, Zeezee dibantu oleh suaminya dan adik iparnya. Kebetulan suaminya juga seorang psikolog keluarga dan adik iparnya adalah psikolog khusus anak-anak dan remaja.

Ketika baru didirikan, Zeezee mengaku sempat menetapkan biaya atau tarif untuk mereka yang ingin berkonsultasi. Namun, akhirnya Zeezee berserta suami dan adik iparnya menyadari bahwa cukup banyak pula masyarakat kurang mampu yang mengalami problem rumah tangga dan membutuhkan pertolongan serta bimbingan. Suami dan adik ipar Zeezee juga sepakat, kasus perpecahan atau kekerasan dalam rumah tangga memang lebih sering terjadi di lapisan masyarakat kurang mampu. Zeezee berserta suami dan adik iparnya tidak ingin menutup diri dari masyarakat seperti itu. Akhirnya, mereka sepakat untuk tidak menetapkan dan membebankan tarif kepada para klien yang datang ke Rumah Konseling.

Sejak itu, Zeezee selalu mengingatkan kepada para kliennya, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu, untuk tidak memikirkan masalah biaya konseling. Karena yang diprioritaskan Zeezee adalah bagaimana bisa sama-sama mencari solusi dari permasalahan mereka. Kendati demikian, masih terdapat beberapa kliennya yang tetap menyisihkan uang untuk membayar jasa konseling. Kalaupun tak dibayar, Zeezee sadar bahwa rezeki datangnya memang hanya dari Allah SWT. Selain untuk membantu mereka yang tak mampu, dihilangkannya tarif jasa juga bertujuan membumikan lagi konseling kepada masyarakat. Karena itu, mereka yang tengah mengalami masalah keluarga atau rumah tangga, tidak menempuh cara-cara klenik untuk menyelesaikannya.

Selain menangani kasus atau permasalahan rumah tangga, Rumah Konseling juga telah disambangi oleh mereka yang mengalami kebingungan orientasi seksual atau kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), Hingga saat ini, Rumah Konseling telah menangani belasan klien LGBT. Ada yang langsung datang, ada pula yang via online, seperti konseling lewat WhatsApp, Facebook, dan email. Menurut Zeezee, datangnya para klien LGBT, rata-rata tidak diakibatkan oleh tekanan sosial. Mereka datang ke Rumah Konseling karena merasa bahwa mereka telah melakukan dosa besar. Ada pula di antara para kliennya yang terkadang masih tidak percaya bahwa mereka dapat berciuman, atau bahkan melakukan hubungan seksual sesama jenis. Parasaan itu pun mereka konsultasikan kepada Zeezee.

Selain faktor pornografi, bangkitnya orientasi seksual seperti LGBT, menurut Zeezee, juga dipengaruhi oleh masalah hubungan antar anggota keluarga. Misalnya, orangtua mereka kerap berselisih dan bertikai dengan menggunakan cara kekerasan. Seorang suami memukul istrinya dan itu disaksikan oleh anak laki-laki mereka, misalnya. Akhirnya, anak laki-laki itu memendam kebencian pada ayahnya dan mulai memposisikan dirinya sebagai perempuan. Proses perpindahan posisi tersebut kerap terajadi tanpa disadari oleh individunya. Karena itu, Zeezee menyebut LGBT sebagai kelompok yang tengah mengalami kebingungan orientasi seksual. Selain pornografi dan perpecahan dalam keluarga, LGBT juga bisa timbul akibat pergaulan atau lingkungan sosial. Sebab, Zeezee berpendapat, kelompok LGBT pasti selalu memiliki komunitas-komunitas untuk berinteraksi satu sama lain. Terlepas dari faktor penyebab, Zeezee selalu menyampaikan kepada kliennya, bila ingin keluar dari jerat LGBT, mereka harus berkomitmen pada diri sendiri, dan pada koreksi-koreksi perilaku yang ia tawarkan. 

Seluruh pengalamannya menangani beragam klien, selalu menjadi bahan pembelajaran untuk Zeezee. Pengalaman dan pengetahuannya dalam bidang psikologi keluarga juga selalu ia bagikan kepada publik melalui acara diskusi atau seminar. Zeezee mengaku, kerap diundang untuk menjadi pemateri dalam kegiatan seminar bertema keluarga. Ia juga tidak meminta bayaran untuk itu. Semata-mata dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat. Hingga saat ini, para klien yang dibimbingnya selalu berhasil menyelesaikan masalah keluarganya masing-masing. Meskipun tidak dibayar, melihat senyuman mereka yang lega keluar dari ruangannya, mengucapkan terima kasih dan bersyukur karena Allah mempertemukan Zeezee dengan mereka, itu sudah membuat Zeezee terharu. Zeezee berharap, ia selalu diberi keberkahan usia dan tenaga agar dapat membantu lebih banyak lagi orang-orang yang mengalami permasalahan keluarga atau rumah tangga. Dengan demikian, masyarakat akan semakin tinggi kesadarannya tentang peran lembaga konseling. Mereka pun tak lagi pergi ke tempat-tempat klenik untuk menyelesaikan masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar